Destinasi berikutnya setelah berkeliling Angkor Wat, kami melanjutkan perjalanan menuju Angkor Thom.
Awalnya saya bingung apa bedanya Angkor Wat, Angkor Thom dan
Angkor-angkor lainnya. Setelah dijelaskan oleh pemandu wisata, barulah saya
agak mengerti.
Angkor artinya City. Thom artinya Great.
Angkor Thom Map |
Berbeda dengan Angkor Wat yang dikelilingi kanal, Angkor Thom merupakan
kompleks beberapa candi atau kuil yang temanya berbeda-beda.
Di dalam kawasan Angkor Thom terdapat beberapa kuil, yaitu Kuil Bayon,
Baphuon, Terrace of the Elephant, dan beberapa kuil lainnya.
Baca juga: Sunrise at Angkor Wat
Baca juga: Sunrise at Angkor Wat
Masuk ke kawasan Angkor Thom ada gapura besar yang bisa dilalui mobil.
Setelahnya kami didrop, dan bis kami akan parkir di tempat yang telah
disediakan. Jadi selanjutnya kami akan berjalan kaki mengamati kawasan
tersebut.
Angkor Thom Gate |
Kuil Bayon, tegak berdiri dan sepertinya dulu merupakan kuil yang
besar.
Ciri khasnya adalah patung-patung wajah besar yang menghadap ke empat
penjuru.
Konon wajah-wajah raksasa tersebut menggambarkan Raja Jayavarman VII
penguasa Khmer waktu itu. Tetapi ada juga teori yang menyatakan bahwa
wajah-wajah tersebut melambangkan Sang Budha. Beberapa artikel menuliskan bahwa
kuil ini campuran antara kuil Hindu dan Budha.
Seperti halnya kuil-kuil di Angkor Wat, disini pun tampak puing-puing
yang dibiarkan dan berlumut.
Untuk mengunjungi kuil Bayon, pengunjung harus menapaki tangga kayu
yang cukup curam.
Nah, ini saya tidak berani, karena cukup curam. Saya takut tidak bisa
turun.
Akhirnya saya hanya foto-foto saja di sekeliling kuil dan mengamati
polah tingkah teman-teman yang naik ke atas.
Kata suami yang naik ke atas, ada beberapa area yang dia merasa tidak
nyaman untuk berlama-lama di sana. Percaya tidak percaya, selalu ada unsur lain
di tempat-tempat yang usianya sudah ratusan tahun begini.
Bayon Temple |
Masih ada lokasi lain yang bersebelahan dengan kuil Bayon, yaitu Kuil
Baphuon.
Kami pun menyusuri kuil, naik ke atas, keliling, lalu turun di sisi
belakang.
Ternyata ada hutan dengan pohon-pohon teramat besar.
Untungnya, waktu sudah menunjukkan pukul 10, matahari bersinar terang.
Sehingga jalan setapak cukup kering untuk dilalui.
Masuk ke dalam hutan, ternyata banyak juga artefaknya.
Tetapi saya dan suami tidak berani berlama-lama, takut teman-teman
serombongan sudah berkumpul di bis di pelataran parkir.
Hutan di area Kuil Baphon |
Kami pun bergegas menuju pelataran parkir, melalui Kuil Terrace of the
Elephant, merupakan bagian dari dinding kuil yang berwarna kehitaman.
Dinamakan Terrace of the Elephant karena tampak pahatan bentuk gajah di
sepanjang dindingnya.
Seorang teman berfoto di depan Tarrace of the Elephant |
Sambil menunggu teman-teman yang lain, seperti biasa, mencari toilet
dan minum.
Selanjutnya kata pemandu wisata, kami akan menuju Kuil Ta Phrom.
Oleh:
Tri Wahyu Handayani
Oleh:
Tri Wahyu Handayani
28 Komentar
Widih.. Kok aku ngeliatnya horor ya mba :D
BalasHapusBener merinding. Suami katanya bisa merasakan ada tempat-tempat yang gak enak untuk didatangi, jadi dilewat aja. Saya sih nunggu aja ga terlalu jelajah kemana-mana...
HapusWahhh ternyata Angkor Thom juga memiliki nuansa magis tersendiri ya mbak.
BalasHapusIya...mungkin karena sudah ratusan tahun ya...
HapusSayang yah kalau gak sampai terawat sampai berlumut. Sepertinya agak sepi pengunjung yah apa datangnya pas weekend
BalasHapusEngga terlalu ramai sih. Engga seperti pas sun set. Ada juga rombongan dari negara lain, mungkin engga kefoto...
HapusKe tempat rada "unik" gini lebih aman bareng teman rame-rame ya.. Kalo solo travelling ke Angkor Wat agak horor juga hehehe :D
BalasHapusRegards,
Dee Rahma
Nah iya...Kecuali memang seneng banget sama sejarah, kayaknya diniatkan tuh walau dateng sendiri...
HapusMenakjubkan sekali ya kebudayaan waktu itu sudah mampu membuat Kota dengan penataan ruang yang maju, membangun bangunan serumit ini
BalasHapusIya...belum dipelajari, itu perlu waktu brp tahun untuk jadi kuil seperti ini...
HapusKerasa banget yaah kak nuasan magisnya hehe tapi temoatnya emang keren apalagi ada hutanya juga. hehe
BalasHapusAku suka hutannya sih. Pohonnya gede² banget. Entah yaa apa ada kepercayaan, pamali dll, engga boleh nebang pohon atau gimana. Soalnya bisa menghutan gitu...
HapusBayon temple yang ada four faces Budha ya mbak? Agak lupa, soalnya ke sana udah 6 tahun lalu....
BalasHapusIya, Bayon Temple itu Four Faces Buddha. Berhub kamera pocket engga bisa close up deh wajahnya...Hehe...
HapusCandi Bayon ini adalah salah satu candi yang kukunjungi di Angkor Archaeological Park setelah dari Angkor Wat. Suka pepohonannya, bikin teduh dan sejuk.
BalasHapusIya...aku jadi rada norak, engga pernah lihat pohon segede gitu. Ada runtuhan artefak juga di dalem hutan. Masih pengen jalan ke dalem sih. Tapi takut tersesat...
Hapusada tempat bagusnya, menariknya, ada seremnya. lengkap deh ini benar-benar harus masuk bucketlits,
BalasHapuspingin foto dipohon dengan akar keren itu
Trims sharingnya, Mbak. Seru, ya, mengunjungi situs budaya seperti ini. Berasa balik lagi ke zaman dulu. Pepohonannnya juga gede banget, itu pasti usianya udah tua banget.
BalasHapusTuk Angkor Thom ini suasananya agak2 spooky gitu ya keliatannya? Jadi penasaran pengen tau cerita jalan2 selanjutnya ke kuil Ta Phrom ��
BalasHapusBaca artikel ibu aku jadi nostalgia ke masa-masa main Angkor.
BalasHapusAku lama banget lho bu itu pas di Bayon. Aku kagum aja dengan kepala-kepala super besar yang ada di tiap sudut Bayon.
Mungkin karena kelamaan di Bayon, aku jadi skip ke candi gajah itu yaaa,, guide-ku nunggunya kelamaan, langsung lanjut makan siang.
Kalau ada lumut2nya, ngeri juga ya mbak bisa terjatuh. Kudu lihat2 sikon kayaknya berkunjung ke kuil2 ini. Melihat2 candi dll jadi seperti di negara kita ya mbak. Ternyata ada artefak2 juga. Pohon2nya gede2 banget. TFS. Penasaran makan siangnya apa nih? Ada kelanjutan ceritanya kah?
BalasHapusSerunya ngunjungin candi gini kita jadi tau sejarah & kebudayaan asal daerah setempat ya mbak. Biasanya jadi ada pelajaran hidup yang bisa dibawa juga
BalasHapusIh, Terrace of elephant-nya menarik banget, mbak. Nongol-nongol gitu.
BalasHapusAku ngebayangin lho jaman dulu bagaimana ya cara berjalan-jalan mengelilinginkomplek yang besar seperti ini :)
Wah..bikin deg2an ya tempatnya.. Cantik tapi agak2 gimana ngelihatnya .hehe..
BalasHapusSuamiku pernah kesini dan emang kata dia agak gimana gitu disini. Waktu cerita dan aku bilang pengen deh kesana juga, kata dia "jangan!".
BalasHapusbisa berlama2 deh aku di sini mbak...cari2 kesamaan candi2 di negara kita dengan di sini..
BalasHapusasal kuat aja ya kakiku menjelajah Angkor yang segitu luasnya
Bangunannya sudah berusia ratusan tahun dan tetap tegak berdiri dengan megah dan indah
BalasHapusAku selalu takjub melihat bangunan bersejarah seperti ini, arsitekturnya unik
Aku gak bisa ngebayangin, dulu ngebangunnya pakai apa. Secara alat-alat berat untuk membangun gedung bertingkat dan sejenisnya baru ada di jaman modern
Keren banget
Kebayang ya kehidupan di situ ratusan tahun yang lalu, manusianya sudah tiada tapi bangunannya tetap kokoh berdiri...
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung ke blog ini. Silakan tinggalkan komen.
Mohon maaf link hidup akan dihapus ya...