Inilah 7 Fakta tentang Gedung Sate di Bandung



Bagi warga kota Bandung, Gedung Sate merupakan penanda kota yang dibanggakan. Gedung yang terletak di jalan Diponegoro no 22 ini mudah dikenali dari bentuknya yang unik. Sejak tahun 1980, gedung ini menjadi Kantor Gubernur dan pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Bagi warga luar kota Bandung, gedung ini pun menjadi tujuan berfoto sebagai tanda, bahwa kita pernah mampir ke Bandung.
Walaupun demikian, ada berapa fakta tentang Gedung Sate yang perlu kita ketahui, yaitu:

1. Gedung Sate Akan Berusia 100 Tahun


sumber: https://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1157395


Gedung Sate awalnya bernama Gouvernements Bedrijven (GB) yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang disebut sebagai Gemeente van Bandoeng. Gedung ini dirancang oleh Ir. J. Gerber, seorang arsitek muda lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, bersama timnya Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks. Pelaksanaannya dikerjakan oleh 2000 pekerja, 150 orang di antaranya pemahat (ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton). Kemudian tukang batu, kuli aduk, dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok, Kampung Cibarengkok, dipimpin oleh Kol. Pur. VL. Slors dari Gemeente van Bandoeng.

Peletakan batu pertama dilakukan tanggal 27 Juli 1920, dan selesai bulan September 1924 meliputi induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf) dan Perpustakaan.
Jadi, Gedung Sate ini beberapa tahun ke depan akan berusia 100 tahun, kan.
Sebuah bangunan yang masih berdiri kokoh selama ratusan tahun seperti ini, tentunya merupakan kebanggan tersendiri.

2. Pengaruh dari Berbagai Gaya Arsitektur


tangga masuk


Gedung Sate berdiri di atas lahan seluas 27.990,859 m², luas bangunan 10.877,734 m² terdiri dari Basement 3.039,264 m², Lantai I 4.062,553 m², teras lantai I 212,976 m², Lantai II 3.023,796 m², teras lantai II 212.976 m², menara 121 m² dan teras menara 205,169 m².

Banyak dugaan, bahwa Gerber sang Arsitek, terpengaruh oleh arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, seorang maestro pada zamannya.
Selain itu Gerber memadukan beberapa aliran arsitektur ke dalam rancangannya. Setiap elemen bangunan rancangannya memiliki gaya/tema dan filosofi masing-masing yang menarik.


bentuk jendela


Bila kita perhatikan tampak bangunan ini, tampak gaya arsitektur Reinaissance Perancis yang megah diaplikasikan dalam fasad Gedung Sate. Bentuk jendela perulangan lengkungan, mengingatkan kita pada Arsitektur bergaya Moor. Selain itu pada bagian tengah fasad, terdapat suatu ornamen yang menyerupai bentuk candi yang berundak menyerupai gunung ini disebut Kori Agung.

3. Enam Sate menunjukkan Jumlah Biaya Pembangunan

Pada Gedung Sate ini, terdapat 2 bentuk atap yang digunakan. Puncak atap yang menaungi
bagian depan bangunan dan berbentuk perisai, terdapat ornamen atap yang berciri tradisional dan
merupakan perpaduan ragam hias Hindu, Buddha, dan India

Pada puncaknya terdapat ikon yang sangat terkenal yaitu "tusuk sate"
dengan 6 buah ornamen sate yang konon melambangkan 6 juta gulden (jumlah biaya yang
digunakan untuk membangun Gedung Sate). Ada pendapat lain, bahwa bentuk sate yang ada di atas atap tersebut sebetulnya adalah bentuk buah jambu air, yang maknanya ialah sifat air yang mengalir yang melambangkan doa agar Jawa Barat tetap subur dan rezekinya mengalir.

Pembangunan gedung ini memerlukan biaya tinggi karena memang material bangunannya pilihan. Batu berkualitas didatangkan dari pebukitan di Bandung Timur sekitar Arcamanik dan gunung Manglayang. Marmer lantainya khusus didatangkan dari Italia. Konstruksi bangunan menggunakan cara konvensional dan profesional.


lobby utama


selasar berlantai marmer

4. Merupakan Gedung yang Belum Selesai


foto udara


baru setengah jadi


Bila kita amati foto-foto lama tentang Gedung Sate dan peta lokasi sekitarnya, Gedung Sate sebetulnya belum selesai. Pada peta menunjukkan bahwa rancangannya sebetulnya satu kompleks bangunan pemerintahan dengan lapangan di tengahnya (sekarang Lapangan Gasibu). Ada deretan bangunan yang tertata simetris, kira-kira sekarang sampai ke Monumen Perjuangan Jawa Barat.

Yang dibangun selama 4 tahun barulah bangunan utama bagian tengah, kemudian dilanjutkan dengan sisi sebelah Timur. Di masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, kemudian peralihan pemerintahan dari Gemeente van Bandung ke pemerintahan kota Bandung, menyebabkan proyek pembangunan tersebut berhenti.

5. Orientasi ke Gunung Tangkuban Perahu


orientasi ke Utara


Orientasi fasade Gedung Sate ternyata juga sangat diperhitungkan.
Bila kita naik ke lantai III Gedung Sate, ada ruangan kecil di mana kita bisa melihat di sekeliling Gedung Sate. Ruang di lantai III disebut Menara Gedung Sate, untuk mencapainya kita harus melalui ruang khusus, dan setiap orang harus menaiki tangga kayu yang cukup sempit.


tangga menuju Menara Gedung Sate



teras Menara


Ruang Menara ini dikeliling oleh teras yang cukup lebar. Bila kita berdiri di sisi Utara, tampak bahwa Gedung Sate mengikuti sumbu poros Utara-Selatan (yang juga diterapkan di Gedung Pakuan, yang menghadap Gunung Malabar di Selatan).
Terlihat bahwa gedung Sate justru sengaja dibangun menghadap Gunung Tangkuban Perahu di sebelah Utara. Bila langit cerah tak berawan, kita bisa melihat langsung bentuk perahu terbalik yang merupakan ciri Gunung Tangkuban Perahu.


me & friends

view ke Tangkuban Perahu


Hal menarik lainnya yang bisa kita temukan di Ruang Menara adalah ada semacam ruang pamer kecil, di mana disimpan arsip berupa foto-foto aktifitas Gubernur plus berbagai macam cinderamata dan prasasti dari provinsi Jawa Barat.


ruang pamer di atas Ruang Menara

ruang pamer

6. Peristiwa Sejarah di Gedung Sate


Gedung Sate sarat akan peristiwa sejarah.
Seperti kita ketahui, pemerintahan Hindia Belanda akan memindahkan pusat pemerintahan yang semula di Batavia dipindahkan ke Bandung. Sedangkan Batavia, dengan Pelabuhan Sunda Kelapanya akan difokuskan menjadi pusat Perdagangan.

Secara bertahap pemindahan beberapa bangunan pemerintahan memang sudah berjalan, antara lain Balai Besar Perkeretaapian, Kantor Pos, dan lain-lain. Jawatan Pekerjaan Umum merupakan salah satu fasilitas pemerintahan yang menempati Gedung Sate.

Tanggal 3 Desember 1945 terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha. Untuk mengenang ke tujuh pemuda itu, dibuatkan tugu dari batu yang diletakkan di belakang halaman Gedung Sate. Atas perintah Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 3 Desember 1970 Tugu tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate.


prasasti bagi yang gugur

7. Perluasan Gedung Sate


gedung DPRD Provinsi Jawa Barat


Dalam perjalanan waktu, sisi sebelah Barat diselesaikan rancangannya oleh Ir. Soedibjo Projosaputro, M.Arch, seorang dosen dari jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Rancangan baru tidak mengikuti kembaran sisi sebelah Timur, hanya mengikuti bentu dasarnya saja.
Gedung baru tersebut dibangun tahun 1977 diperuntukkan bagi para Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga Legislatif Daerah.

Nah, demikianlah 7 fakta tentang Gedung Sate.

Bila teman-teman ingin mengunjungi Gedung Sate hingga ke dalam bangunan dan naik ke Menara Gedung Sate, kita harus mengurus perizinan terlebih dahulu.
Caranya antara lain hal pertama yang bisa anda lakukan adalah dengan menghubungi nomer kontak Telepon Gedung Sate atau kunjungi website http://www.jabarprov.go.id/.

Tetapi, bila hanya ingin menikmati suasana taman atau bermain di areal lingkungan sekitar bangunan Gedung Sate semata, tidak perlu untuk meminta izin terlebih dahulu.



sumber: https://tempatwisatadibandung.info/gedung-sate-bandung/



Bandung, 8 Maret 2019
oleh:
Tri Wahyu Handayani

Posting Komentar

15 Komentar

  1. Bertahun2 tinggal di Bandung, aku baru tau beberapa fakta gedung sate 😁

    BalasHapus
  2. Waaah.. Nuhuun pencerahannya mbak.. Artikelnya bagus.. ������
    Baru tau kalau 6 tusuk sate itu melambangkan 6 juta gulden..

    BalasHapus
  3. Komplit sekali informasinya ini Mbak Hani...Saya biasa cuma sekedar lewat saja tanpa tahu sejarah dari Gedung Sate yang ternyata begitu bermakna. Keren!
    Dan foto lama itu bikin salfok..kiri kanannya masih lapang ya..enak dilihat. Sekarang sudah ruwet bangets ..hiks!

    BalasHapus
  4. Ya Allah, jadi inget dapat undangan ke Gd. Sate waktu peluncuran buku Aku dan Cagar Budaya, sayang gak bisa hadir karena bertepatan dgn waktu liburan di Malang. Semoga next ada kesempatan lagi masuk ke Gd. Sate bahkan Istana Negara, Aamiin...

    BalasHapus
  5. Kalo di Bandung ada gedung sate, di Jogja ada keraton yang punya garis maya dengan gunung Merapi dan laut selatan. Hehe.. keren ya Bun. Sayang aku belum pernah masuk gedung sate euy

    BalasHapus
  6. Terima kasih infonya. Lengkap dan rinci sangat bermanfaat

    BalasHapus
  7. Wah masya Allah Bunda Hani tulisannya bagus dan bercerita dengan detail di sini ��. Ngomong-ngomong ya Bunda Hani nama sebelum gedung sate ink meni susah ya dibaca ama disebutnya hahaha. Slama puluhan tahun aku dibesarin di bandung aku belum pernah masuk ke dalamnya. Ternyata banyak sekali ya sejarahnya tentang gedung ini.

    BalasHapus
  8. Saya juga pernah berkesempatan bisa berada di atas menara Gedung Sate. Alhamdulillah, dapat undangan saat peluncuran Buku Aku dan Cagar Budaya. Dan Gedung Sate merupakan salah satu cagar budaya yang masih bisa kita nikmati hingga sekarang, ya, Mbak.
    Senang sekali bisa menyusuri bangunannya yang kokoh dan megah.

    BalasHapus
  9. Gedung sate adalah gedung bersejarah yang bisa digunakan dunia pendidikan untuk berkolaborasi menambah wawasan pendidikan

    BalasHapus
  10. Menarik sekali mbak, baru tahu saya sejarah singkat gedung sate. Pernah lewat aja belm pernah masuk.

    BalasHapus
  11. Salah satu ikon kota Bandung, Gedung Sate. Belum pernah ke Bandung, sih. Tapi kalau ada rezeki bisa ke Bandung, penginnya bisa melihat langsung gedung penuh sejarah ini.

    BalasHapus
  12. Saya ke Bandung beberapa kali hanya lewat tok mb. Wah jadi penasaran setelah baca artikel ini. Mmg waktu itu buru-buru sih. Semoga bisa ke Bandung lgi insha allah mampir ke Gedung Sate. Mksh mb sharingnya..

    BalasHapus
  13. Penjelasannya super komplit nih, makasih ya mbak, aku yang belum pernah ke Bandung jadi bisa tau banyak tentang gedung bersejarah ini.

    BalasHapus
  14. Senangnya bisa mengetahui lebih jauh tentang sejarah Gedung Sate. Terima kasih untuk tulisannya, Bunda :)

    BalasHapus
  15. Terimakasih infonya min, sukses terus..

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Silakan tinggalkan komen.
Mohon maaf link hidup akan dihapus ya...