Jalan-jalan ke Sky Garden di Pinnacle@Duxton Singapura



Pada waktu melakukan kunjungan ke National University of Singapore atau NUS,
kami mendapat informasi dari bapak Dr. Johannes Widodo, associate professor di departemen Arsitektur, bahwa kami bisa melihat Singapura dari atas dengan biaya murah.
Padahal untuk menikmati pemandangan Singapura dari atas biasanya khalayak harus naik
ke gedung berlantai banyak. Atau naik bianglala raksasa Singapore Flyer yang terkenal,
dengan tiket masuk seharga S$ 30 itu.

Atau booking saja sebuah restoran di lantai paling atas hotel berbintang.
Sediakan saja sekian puluh dolar Singapur untuk menu makanan yang wah.

Nah, Dr Johannes Widodo, lebih akrab dipanggil JW, menceritakan bahwa cara murah tersebut
adalah naik ke Sky Garden di Pinnacle@Duxton.
Apartemen Pinnacle@Duxton merupakan public housing tertinggi di Singapura yang bisa dimiliki.




Hampir 80% penduduk Singapura memang tinggal di apartemen. Harga apartemen di Pinnacle@Duxton sekarang sudah hampir sama mahal dengan apartemen swasta,

Ternyata pas keesokan harinya kami ke Singapore City Gallery, Pinnacle@Duxton dekat saja dari City Gallery. Kami memutuskan jalan kaki dari City Gallery.
Gedungnya tinggi menjulang, hingga kami mengandalkan intuisi saja berjalan menyusuri pedestrian yang sangat bersih.






Area Pinnacle@Duxton sungguh asri, benar-benar direncanakan dengan baik.
Banyak pohon-pohon besar, yang pastinya sudah ada sebelum daerah ini direvitalisasi.
Apartemen Pinnacle@Duxton terdiri dari tujuh menara tinggi, dan semuanya terhubung oleh
jembatan atau sky bridge yang berfungsi sebagai sky garden di lantai ke 26 dan lantai 50.
Sky garden sepanjang 500 m tersebut merupakan sky garden terpanjang di dunia.
Kami pun bertanya ke seorang ibu yang kebetulan bergegas menuju ke tangga, bagaimana caranya kami sampai ke Sky Garden.
Menurut penjelasannya, kami harus ke menara G.
Disana di belakang lobby lift ada loket untuk membayar tiket masuk.
Waktu itu loket belum buka, walaupun menurut pengumuman dekat loket dibuka dari  jam 09:00-22:00.
Kami pun berjalan sebentar di sekitar, membeli minuman dingin dari mesin otomat yang
tersebar dimana-mana di Singapura.
Setelah kami kembali lagi, loket sudah dibuka.
Dengan membayar S$ 5 per orang, kami diberi tiket masuk.
Pak JW menjelaskan sebelumnya, bahwa tiket S$ 5 tersebut memang diperuntukkan bagi warga penghuni untuk biaya perawatan dan kebersihan kawasan apartemen.
Menurut penjelasan petugas di loket, kami diberi waktu satu jam untuk melihat-lihat Singapura dari
lantai ke 50.
Jadi, pintu ke Sky Garden akan dibuka khusus untuk kami, bila lebih dari satu jam kami tidak turun, petugas akan mengingatkan kami.




Naiklah kami ke lantai ke 50.
Kami tidak bisa berhenti di sembarang lantai, karena untuk ke lantai-lantai lain, hanya penghuni atau yang memiliki kartu akses saja.
Sungguh keamanan yang sangat bagus, untuk sebuah hunian yang katanya public housing.
Ternyata memang pintu ke luar dari lobby lift ke Sky Garden di desain khusus.
Kami menunggu sebentar sampai dibukakan dari ruang kontrol di loket tiket tadi.
Wah, harus tepat waktu nih nanti keluar dari sini.
Bisa-bisa pintu dikunci dari bawah.

Biasalah, kami-kami ini jadi agak norak, foto-foto berbagai gaya di angkasa.
Apalagi, waktu itu, hanya kamilah pengunjung Sky Garden.
Tak ada rasa takut, karena sekeliling Sky Garden diberi pagar pengaman hingga dua lapis.
Singapura dari atas memperlihatkan bahwa negara kota ini memang dirancang dengan sangat teliti.
Kelihatan jelas bahwa di antara deretan gedung tinggi, ada kawasan hunian low rise, atau rumah tipe maisonnete atau dua lantai.
Di antara deretan pagar tersebut ada gondola yang biasa digunakan untuk membersihkan gedung.

Sky Garden merupakan taman langit bertema. Jadi ada ornamen outdoor sesuai tema.
Entah tema apa, di tengah halaman taman, ada gundukan dan undak-undak yang tak urung
harus kami naiki. Kami jadi seperti anak-anak kurang piknik, selonjoran dan bergaya seenaknya disini. Tak peduli panas menyengat.
Kapan lagi? Biasanya kami kan harus jaim di depan mahasiswa di kampus.

Sebetulnya Sky Bridge yang berfungsi sebagai taman bukan hanya di lantai 50, lantai 26 pun
berfungsi sebagai Sky Garden, tetapi hanya diperuntukkan bagi penghuni.

Setelah puas berkeliling dan foto-foto kami pun turun tepat waktu sesuai arahan petugas.
Jadi, siapa bilang untuk melihat sebuah kota dari atas harus bayar mahal.

Bila kalian akan mengunjungi Pinnacle@Duxton bisa juga diakses dari stasiun MRT Outram Park.
Keluar dari stasiun langsung lurus saja, menyeberang dua jalan agak besar. Lewat pasar buah kecil, masih terus. Nanti bangunan The Pinnacle langsung terlihat. Lurus terus, melewati semacam cafetaria. Nanti nembus bagian depan The Pinnacle.
Dari stasiun MRT kira-kira 1 KM berjalan kaki.
Jadi, kalau ke Singapura jangan hanya jalan-jalan ke Orchard Road saja.
Sempatkan waktu ke Pinnacle@Duxton juga.

Posting Komentar

11 Komentar

  1. knp ngak ngajak2 saya nih mbak :D
    Salam mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haihai...ga bilang kalo mo ikut. Hehe...Trims udah mampir di blog saya

      Hapus
  2. Good, bisa sampai ke atap Pinnacle@Duxton sendiri ;-). Itu adalah Public Housing tertinggi di Singapura, dan bukan perumahan bersubsidi (social housing) tetapi hak milik seperti "strata title". 80% rakyat Singapura tinggal di Public Housing (HDB flats). Sekarang harga apartment di Pinnacle@Duxton itu sudah hampir sama dengan harga apartemen swasta.

    BalasHapus
  3. Stasiun terdekat bukan Tanjung Pagar tetapi Outram Park

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Good, bisa sampai ke atap Pinnacle@Duxton sendiri ;-). Itu adalah Public Housing tertinggi di Singapura, dan bukan perumahan bersubsidi (social housing) tetapi hak milik seperti "strata title". 80% rakyat Singapura tinggal di Public Housing (HDB flats). Sekarang harga apartment di Pinnacle@Duxton itu sudah hampir sama dengan harga apartemen swasta.

    BalasHapus
  6. Sky Garden unik juga ya mba, ada garden tapi di gedung paling atas...pasti bakalan betah disana, salam kenal mba:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali. Trims yaa sudah mampir...

      Hapus
  7. Balasan
    1. makasih yaaa sudah mampir...

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus

Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Silakan tinggalkan komen.
Mohon maaf link hidup akan dihapus ya...