Beberapa
hari yang lalu setelah grup kami La Cantastorie beres konser, biasanya kami
melakukan evaluasi sambil makan tentu saja. Salah seorang dari kami, Nirma, sangat
menjaga asupan menu sehari-hari dengan mengurangi konsumsi daging dan tepung terigu.
So pasti jalan bareng Nirma, engga akan makan steak, ayam goreng krispi atau
pizza. Kalaupun kami memesan segala yang berdaging, Nirma akan keukeuh memesan
salad.
Nah, kali
ini dia mengirim link Instagram, sambil konfirmasi, apakah kami setuju dengan
pilihannya.
Saya sih
oke-oke saja, senang saja mencoba menu baru. Tiga teman lain juga setuju. Sip,
maka ditentukan hari yang disepakati.
Gedung tempat Burgreens, bergabung dengan kantor, co-working space, ruang pertemuan, dan toko Organic |
Apa dan Siapa Burgreens
Pilihan
resto yang ditawarkan bernama Burgreens. Dari namanya sudah mengarah lah ya,
hijau-hijauan. Sepertinya burger non daging dan so pasti sehat.
Pada hari
yang disepakati kami janjian kumpul di Burgreens, kebetulan saya datang
terlebih dahulu.
Lokasinya di
jalan Cimanuk no 6, Bandung, bersebelahan dengan Toko Organic.
Mampir dulu
sih saya ke Toko Organic.
Toko yang
menjual berbagai produk perawatan tubuh, makanan kecil, hingga bumbu masak yang
serba organik. Sekarang kan trendnya hidup sehat dengan bahan-bahan dasar alami.
Toko Organic |
Isi toko Organic |
Burgreens
pintu masuknya kecil, di tengah bangunan yang dipakai bersama untuk kantor,
co-working space dan ruang pertemuan.
Di depan
pintu ada beberapa orang babang Go-Jek. Wah, pertanda baik nih, bisa dong,
pesan Go-Food.
Burgreens - Bandung |
Saya memilih
tempat samping agak di belakang, yang cukup untuk kami kumpul berlima.
Saya pun
melihat-lihat menu yang ada.
Hmm...serba
salad-salad sih memang, tapi belum tahu porsinya. Ini mangkuknya besar atau
kecil?
Interior Burgreens |
Buku Menu Burgreens |
Di buku menu
ada penjelasan keistimewaan Burgreens.
Jadi ya
gaes, Burgreens itu konsepnya bukan hanya menyajikan menu sehat bagi konsumen,
tetapi juga memikirkan rantai makanan dari petani di seluruh Indonesia.
Bagus nih,
jadi sejak dari hulu ke hilir.
Intinya,
produk-produknya ya produk lokal. Kan seringnya seolah bahan pangan alami,
tetapi ternyata impor.
Sejarah Burgreens
Burgreens
sebelumnya sih sudah ada di Jakarta, belakangan baru buka di Bandung.
Didirikan bulan
November 2013 oleh pasangan vegetarian muda Max dan Helga yang sangat sadar
bahwa makanan sehat berasal dari bahan dasar yang ditanam dengan baik serta
memperhatikan pelestarian lingkungan.
Semangat
hidup sehat mereka menuntut pula kesadaran petani untuk berpola pikir yang
sama.
Pendekatan organic healthy plant-based eatery
& catering (tidak diterjemahkan, soalnya panjang terjemahannya) untuk sebuah restoran ternyata
digemari.
Lebih-lebih
lagi menunya unik, enak, dan ada unsur fun-nya.
dari petani ke Burgreens |
Yuk kita
intip menunya nih ...
Aneka Pilihan Menu Sehat di Burgreens
Ternyata ya
memilih menu di Burgreens, gampang-gampang susah. Soalnya nama makanan dan
fotonya terasa asing. Selain ada penjelasan bahan dasar menunya terdiri dari
bahan-bahan apa saja, juga ada penjelasan jumlah kalori, dan peruntukkan menu.
Ada huruf V,
untuk vegan, GF, untuk gluten free, S, untuk soy, N, untuk nuts, dan lain-lain.
Tidak heran
kami jadi lama milihnya kaan.
Nama menu, penjelasan bahan dasar, jumlah kalori, dan harga |
Sejak dari
rumah saya memang sudah niat mau makan salad saja.
Tapi lihat
foto Mix Saladnya jadi bingung sendiri. Tahu sendiri kan foto salad kayak apa.
Akhirnya
saya memilih nomor 2 saja, Barley Quinoa Bowl (V, S, N), harganya Rp. 62.500,-
Barley Quinoa Bowl |
Sedangkan
Dhani memilih Kale N’ Bean Lasagna (V), merupakan susunan lapisan kulit
lasagna, saus bolognes dari kacang merah, vegan besciamella (engga tahu terjemahannya).
Fillingnya, brokoli dan kale. Dilengkapi vegan cesar salad. Kalorinya 663,
harga Rp 62.000,-
Tadinya
ingin juga saya makan lasagna vegetarian, akhirnya saya pesan juga untuk take-away.
Kale N' Bean Lasagna |
Tak lama
datang Nirma, Martina, dan agak lama menyusul Dwi.
Nirma
memilih Vegan Ramen (V, S, GF), ternyata setelah makanan datang, kuahnya spicy.
Tidak terperhatikan tadi, ada keterangannya sih sebenarnya kalau spicy.
Vegan Ramen |
Martina
memesan Mix Salad juga, tetapi nomor 1, Max Chick’n Caesar Salad (V, S, N, GF),
534 kalori, harga Rp. 62.500,-
Namanya sih
ada Chick’n, tapi engga ada chickennya lho.
Pas saling
cicip (kebiasaan nih kami kalau makan bareng, saling cicip), sepertinya daging
pura-pura, setahu saya terbuat dari jamur.
Max Chick'n Cesar Salad |
Kemudian,
Dwi yang datang menyusul, juga memesan Mix Salad seperti yang saya pesan.
Oh ya,
minumannya apa ya?
Saya memesan
Hot Chocolate, teman-teman yang lain aneka jus dingin.
Pilihan Minuman |
Soal rasa
bagaimana?
Hum...sebetulnya
saya tak pandai menilai rasa masakan. Saya hanya tak suka telur asin dan
durian.
Rasa menu di
Burgreens bagi saya enak sih. Untuk saus/ dressing saladnya mungkin karena
buatan sendiri, ada tekstur dan after taste yang baru untuk saya.
So far enak. Porsinya juga besar. Jadi saya yang hanya makan sayur-sayuran, kenyang koq sampai malam.
Buat
teman-teman yang ingin mencoba menu baru dan sehat bisa nih hang-out ke
Burgreens.
Kapan-kapan saya mau lagi ke sana, belum coba burgernya. Kebayang kan burger, tetapi isinya bukan daging.
Di Jakarta
cabangnya banyak, bisa dicek ke websitenya di Burgreens(dot)com, info tentang
menu sehatnya banyak banget.
Ada
Herbilogy Booster. Nah lho apa tuh?
Cek juga ke Instagramnya di @burgreens.
Bandung, 23
Oktober 2019
Oleh
Tri Wahyu
Handayani
27 Komentar
Makasih infonya... baru tau ada tempat ini. Bisa direkomendasiin ke temen2 nih
BalasHapusMenu makanan sehat di burgreens ini banyak juga yaa. Saladnya terlihat segar, sehat dan crunchy.
BalasHapusApalagi tempatnya juga cozy. Jadi enak makan makanan sehat sambil ngobrol dengan teman atau keluarga
Unik nih sekalian ada daftar jumlah kalorinya. Simpen ah, buat destinasi kalo jalan ke Bandung.
BalasHapusWaah di PIM juga ada nih. Kadang pengen mampir icip. Cuma, ragu sih sama rasa dan harga, wkwkwk... Vegan ramennya bikin ngiler euy, minta gak pedas bisa gak sih?
BalasHapusyuni nggak masalah sih makan sayur. suka. Tapi kalau cuma makan sayur kok rasanya yuni kurang puas ya, Hehehehe
BalasHapusWahh, aku suka banget dengan salad. Tapi itu porsinya besar ya, Bu? Btw, keren konsepnya, ya.
BalasHapusWah, makanannya kelihatannya enak-enak banget
BalasHapusWow. Mata saya langsung berbinar. Jarang-jarang nih resto berkonsep healthy food dan plant based seperti ini. Coba deket, saya samperin, hehe. Jadi penasaran, ada cabangnya di Malang gak ya, Bun?
BalasHapusAku penasaran deh pengen ke Burgreens, di The Breeze BSD - Tangerang Selatan ada.. baru tahu ternyata filosofi rumah makannya sangat bagus, tidak hanya menyajikan makanan sehat tapi juga mementingkan rantai makanan dari petani seluruh Indonesia.
BalasHapusNah...tempatnya yg di The Breeze BSD lebih luas atau engga Mbak? Senengnya tuh, produknya pakai dari petani lokal, kan bagus memberdayakan potensi setempat...
HapusPenasaran sama kaldu vegan ramennya. Tempatnya juga enak banget. Bisa sambil ngeblog atau sekadar makan-makan sama gank kantor.
BalasHapusKaldunya spicy sih. Porsi mangkoknya besar juga. Iya suasananya enak sih. Tapi ruangannya agak sempit, engga ada pojokan...
HapusKulihat model menu vegan organic begini mulai banyak ya, Teh Hani. Di Surabaya ada restoran sejenis, namanya Salad Stop.
BalasHapusTapi..aku kok merasa itu porsinya banyak banget ya? Setelah makan salad-salad ini, Teh Hani merasa kenyang nggak, atau kepingin nambah lagi?
Aku sih kenyang aja smp malam. Tapi temenku merasa kurang "nendang", karena engga makan daging. Hehe...
Hapusliat porsinya langsung kenyang, apalagi dari looksnya juga keliatan seger dan bener-bener sehat. kalau di Malang masih belum ada sih tempat semacam Burgreens ini.
BalasHapusWahh wah wahh... Ngeliat menunya aja kami jadi laper nih. Perut udah keroncongan minta makan. Hahaha
BalasHapusSemuanya kelihatan enak-enak banget nih.
Salam kenal dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi
Aku juga suka dengan makanan Burgreens. Kebetulan keluarga aku ada yg vegan, jadi kalo ada resto vegan malah semangat nyobain.
BalasHapusCuma nggak enaknua, harga di Burgreens berasa lebih mahal dibanding resto lain. Ahahaha.
Di cimanuk ya. Dekat amat dengan tempat tinggal. Bandung memang gak ada habisnya wisata kuliner. Jadi kepingin coba.
BalasHapusWah ada resto kece di Bandung yaa teh, aku sih pemakan segalanya teh termasuk sayur-sayurah jadi cocok banget nih aku kalo kesini hehe. Pas liat menu yang kaka pilih juga aku langsung ngiler kak enak bet keknyaa hahah
BalasHapusAku nggak suka makan sayur gitu aja, mbak. Harus sama daging ������
BalasHapusTapi salut sama passion-nya Max dan Helga. Gak cuma kita yang sehat, petani juga dapet manfaat! Mereka anak muda Indonesia atau ekspatriat?
Menunya kelihatan besar. Kayaknya kalau saya harus berdua itu makannya. Di Jakarta ternyata banyak, ya? Berarti saya kudet, nih hehehe
BalasHapusMenunya porsi jumbo dan isinya padat serta bergizi, lantas harganya lumayan mana sausnya buatan sendiri ya sehat banget..
BalasHapusPenasaran dengan burger non meat nya deh mungkin dari bahan jamur dan sayuran lain ya dagingnya .
BalasHapusSalut sih sama yang bisa makan model beginian terus dalam kesehariannya. Kalau aku sih nggak bisa. Ahahahha
BalasHapusAlasan terbesar nggak bisa ikut pola hidup tanpa dedagingan gini ya karena udah cinta banget sama daging babi ��
Wah kapan itu aku lihat Burgreens ini di Jakarta
BalasHapusGak nyangka ternyata fislosofinya bagus banget ya
Makanan sehat yang benar-benar memikirkan kelangsungn hidup semua makhluk
Mau ah kapan-kapan nyobain juga
Waah unik ya jadi ini semacam resto untuk vegetarian yang pengin makan burger. Nama untuk saladnya unik-unik juga. Sepertinya puas makannya karena porsinya besar
BalasHapuswah, porsinya gede juga ya mbak, kenyang banget apa enggak nih mbak?
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung ke blog ini. Silakan tinggalkan komen.
Mohon maaf link hidup akan dihapus ya...