bukomandang trip (5)

Wisata Kuliner

Namanya juga ke Padang, yaaa ga lengkap kalo tidak menikmati hidangan khas setempat.
Konon rasanya berbeda dengan rasa masakan restoran Padang di Jakarta atau Bandung.
Hari pertama dalam perjalanan dari air terjun Lembah Anai ke Lembah Harau, kami mampir ke rumah makan Sate Ma Syukur.
Padahal dalam bis kami sudah disuguhi sarapan bubur kacang hijau dan ketan serta lontong sayur yang spicy banget.
Lhooo.... udah makan lagi, ini breakfast atau lunch sih..... ya udah brunch aja.
Ayo, ayo, icip-icip 2 tusuk saja, nanti masih ada makan siang, Nasi Kapau.
Datanglah berpiring-piring sate Padang. Tenang, yang dihitung adalah jumlah tusuk yang kami makan, bukan jumlah porsinya. Alih-alih 2 tusuk, ternyata malah  4-6 tusuk deh, belum lontong dan bumbunya itu. Belum kerupuk jangeknya (kerupuk kulit).


Hari kedua, makan siang di rumah keluarga ibunya Een.
Unik juga, hidangan digelar di karpet, kemudian kami duduk mengelilingi hidangan.
Een khusus menghidangkan piring bajamba, semacam piring besar, yang bisa dipakai makan berjamaah kira-kira 4 orang di satu piring.
Lauk pauknya enak-enak banget. Top markotop deh. Ada itik sambal hijau, rendang, ikan bumbu asam padeh, telur dadarnya aja krispi banget. Sopnya juga bumbunya hangat.
Geni (MA77) khusus menambahkan dengan kue-mue khas Sumatra Barat. Ada katan sarikayo, bolu koja dan kue legit manis taktahu namanya.
Terimakasih sebesar-besarnya untuk Een dan Geni nih.




Makan malam di rumah makan Aie Badarun – spesifik masakan kampuang.
Padahal para Gladies 77 ini khusus dandan bak bidadari lhooo untuk makan di sini.
Hidangan penutupnya durian. Mau tahu cara makan durian supaya tangan tidak bau?
Yaaaaa, pakai sendok dan garpu laaaah.


Hari ketiga, kami diundang makan siang di rumah Arni. Hidangan berderet-deret.
Ada hidangan pembuka berupa es cendol.
Alamaaak, gulai tunjangnya .... enyaaaak banget. Ada pepes ikan bilis, ikan mas bumbu apa sih, pokoknya top banget. Urapnya juga unik, agak-agak asem gimana gitu.
Lagi-lagi hidangan penutup, durian.
Terimakasih juga untuk Arni. Beginilah keramah-tamahan khas Minang.


Waduh, nanti kalau pulang ke rumah masing-masing harus olahraga nih, untuk membakar kalori selama di Padang.

Makan malam hari ketiga?
Sebetulnya di luar rencana. Karena harusnya jam 21.25 kami sudah tiba di bandara Soekarno Hatta. Jadilah ada bonus makan malam di Bandara Minangkabau.
Terimakasih untuk tim Indosat. Betul-betul sinyal kuat. Tahu aja kalau kami lapar.

Posting Komentar

0 Komentar